Rizka Widia Kardela

Rabu, 05 Desember 2018

Gigi dan Gusi Yang Sehat

Desember 05, 2018 6
Gigi dan Gusi Yang Sehat
  
Gigi sehat adalah gigi yang bersih bebas karang gigi dan radang gusi tidak ada keluhan sakit atau ngilu serta tidak ada gigi yang berlubang.
Gigi dan gusi yang sehat
Ciri gigi sehat adalah 
a. Warna gigi putih kekuningan
b. Tidak terdapat karang gigi
c. Tidak terdapat lubang gigi
d. Tidak terasa sakit
e. Tidak goyah
Ciri gusi sehat adalah 
a. Berwarna merah muda
b. Tidak sakit
c. Tidak mudah berdarah
d. Melekat erat pada tulang
e. Gusi pada sisi gigi terlihat lancip seperti pisau
Penyebab kehilangan gigi
Faktor penyakit
a. Gigi berlubang
b. Radang gusi
Faktor bukan penyakit
a. Umur
b. Tingkat pengetahuan terdapat kebersihan dan mulut
Dampak kehilangan gigi
a. Dampak fungsional : sukar dalam mengunyah makanan masalah dalam pengunyahan sehingga dapat menyebabkan masalah pada nutrisi
b. Dampak sistemik : kesulitan dalam mengunyah menyebabkan seseorang bermasalah pada nutrisi, hal ini berakibat timbulnya berbagai macam penyakit
c. Dampak emosional : kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi muka dan rahang yang maju kedepan sehingga menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri dan merasa lebih tua
Akibat jika kehilangan tetap dibiarkan
Gigi antagonis menjadi modod kemudian sisa-sisa gigi disekitar gigi yang hilang akan saling bergerak mengisi ruang yang kosong sehingga akan terjadi penumpukan sisa makanan dan terjadi penyakit gigi
Perawatan untuk gigi yang hilang
Gigi yang hilang dapat digantikan dengan gigi palsu. Ada 3 macam gigi palsu : gigi palsu cekat, gigi palsu sebagian lepasan dan gigi palsu lengkap lepasan

Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
  1. Menyikat gigi dengan waktu dan teknik yang beanr
Cara mengosok gigi yang benar
  • Kedua rahang tertutup. Permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan bibir disikat dengan gerakan maju mundur dengan lintasan yang pendek, sistematis dan tekanan dikurangi. Untuk yang menghadap ke lidah dan langit-langit dengan gerakan roll.
  • Permukaan kunyah dengan gerakan maju mundur. Biasakanlah mengosok gigi di muka cermin.
Waktu yang tepat untuk mengosok gigi
  • Sesudah makan pagi
  • Sesudah makan siang
  • Sebelum tidur malam
Bentuk sikat gigi yang sesuai
  • Bulu sikat tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak
  • Tangkai sikat gigi lurus
  • Ujung kepala sikat mengecil dan membulat
  1. Perbanyak makanan yang mengandung air dan serat
Makanan yang banyak mengandung serat dan air seperti buah dan sayur. Contohnya; buah apel, semangka, jambu, wortel, bayam, dll.
  1. Kurangi makanan yang manis dan lengket
Makanan yang manis dan lengket. Contohnya; biskuit, eskrim, permen, coklat, dll.
d. Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk
e. Kunjungi klinik gigi atau puskesmas minimal 6 bulan sekali


Peran Kesehatan Gigi Dalam Mendukung ISU Pembangunan Kesehatan

Desember 05, 2018 0
Peran Kesehatan Gigi Dalam Mendukung ISU Pembangunan Kesehatan
PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN



Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi-mulut 23,4 persen, prevalensi penduduk yang kehilangan seluruh gigi aslinya 1,6 persen, dan prevalensi nasional karies aktif 43,4 persen. Adapun prevalensi penduduk dengan masalah gigi-mulut dan menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi 29,6 persen. Ini masih menjadi masalah, karena beberapa temuan ilmiah menunjukkan adanya kaitan antara kesehatan gigi dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, gangguan kehamilan dan dampak karies gigi juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah. Dengan meningkatkan kualitas kesehatan gigi akan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pembangunan kesehatan telah menghasilkan beragam perbaikan, sehingga derajat kesehatan masyarakat terus meningkat.
            Kesehatan gigi dan mulut ibu dan anak sebaiknya mendapat perhatian yang serius, bahkan sejak ibu mengandung. Hal ini mengingat dampak yang ditimbulkan dapat berpengaruh terhadap kehamilan. Salah satu kepedulian tentang kesehatan gigi ibu dan anak adalah dengan menyebarluaskan informasi bagaimana merawat gigi dengan benar sejak ibu sebelum hamil, saat kehamilan, dan saat mempunyai anak. Perawatan kesehatan gigi yang benar akan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2018 
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak,
  2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan,
  3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata,
  4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
  5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, dan
  6. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
Kesehatan gigi dan mulut mendukung percepatan Isue Pembangunan Kesehatan 
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
  • Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan : ibu perlu tahu kebersihan gigi dan mulut yang mendasar, serta makanan sehat dan bergizi bagi anak.
  • Mengurangi angka kematian anak : infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi berbahaya dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui program: UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
  • Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut ibu hamil buruk berefek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, selain kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
  • Penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu dapat dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang ada di masyarakat.
  • Pemeriksaan gigi bagi balita yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies (gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik.

  1. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.
  • Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. Terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi.
  • Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup : penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif, serta pembuangan limbah medis yang aman.
  • Gigi berlubang merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular, namun dapat berkembang apabila tidak dikendalikan sehingga dapat mengganggu seseorang yang menderitanya, oleh karena itu dengan memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulut dapat mengendalikan penyakit tidak menular. Gigi berlubang dapat dikendalikan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan minimal 6 bulan sekali.
  1. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata.
  • Mengadakan pelatihan bagi  tenaga kesehatan yang berada jauh dari kota dan mendaya gunakan kader kesehatan yang ada di setiap desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa.
  • Perawat gigi diharuskan memiliki kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang – undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.
Sesuai dengan permasalahan tersebut Sebagai Sarjana Sains Terapan Keperawatan Gigi, UKGS Inovatis adalah salah satu cara untuk membantu pembangunan kesehatan. UKGS Inovatif adalah  suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan.
UKGS Inovatif diperlukan karena penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar. Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak dasar. Untuk pemerataan tenaga kesehatan, UKGS Inovatif juga sangat diperlukan dan diharapkan ada pada setiap sekolah di Indonesia.
Program UKGS Inovatif
  • Pemeriksaan & deteksi dini kejadian karies
  • Penyuluhan tentang kesehatan gigi
  • Deteksi faktor risiko karies gigi menggunakan aplikasi Donut Irene
  • Gosok gigi massal/bersama-sama
  • Deteksi plak setelah menggosok gigi
  • Pembersihan karang gigi yang memerlukan
  • Penambalan dengan fissure sealant/ART
  • Surface protection
  • Terapi Remineralisasi
  • Proteksi eksternal dengan aplikasi mineral/fluoride
  • Pencabutan gigi susu yang sudah goyang
  • Produk-produk lain yang ditambahkan adalah hadiah bagi yang bebas karies.

  1. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
Konsep Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi 3 (tiga) struktur layanan, yaitu pelayanan primer, pelayanan sekunder dan pelayanan tersier. Pelayanan kedokteran gigi berperan pada struktur layanan primer dan sekunder (Dewanto dan Lestari, 2014). Pelayanan primer yang diberikan oleh dokter gigi berupa pelayanan paripurna untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut peserta 3 binaannya (BPJS Kesehatan, 2014a). Pelayanan primer ini menitik beratkan pada upaya pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup selain juga pengobatan dan pemulihan. Pelayanan kesehatan sekunder merupakan rujukan pada fasilitas kesehatan lanjutan dari pelayanan primer di fasilitas kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2014b).
Berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional mulai tanggal 1 Januari 2014 menjadi tantangan bagi praktisi kesehatan temasuk Dokter Gigi, karena diharapkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, terstruktur serta terkendalinya mutu dan biaya. Dokter gigi sebagai salah satu penyedia layanan jasa kesehatan dalam JKN harus mempersiapkan diri agar pelayanan kesehatan terutama pelayanan primer dapat dirasakan manfaatnya. Perubahan mekanisme pelayanan JKN khususnya di bidang kedokteran gigi, harus diiringi penyesuaian diri dokter gigi berdasarkan kriteria pelayanan jasa kesehatan yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Dewanto dan Lestari, 2014).
  1. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri.
  • Tenaga kesehatan gigi menjamin ketersediaan mutukeamanan, dan khasiat obat dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan gigi.
  • Tenaga kesehatan gigi melakukan perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalah gunaan obatserta penggunaan alat kesehatan.

  1. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
  • Edukasi Prefentif dan promotif penyakit gigi dan mulut pada Akseptor KB.
Gingivitis dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor pendukung ialah karena adanya faktor hormonal. Dimana faktor hormonal mempengaruhi jaringan periodontal pada wanita disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi. Kandungan kontrasepsi yang mengandung hormonal seperti progesteron dan estrogen. Efek dari kedua hormonal tersebut berupa peran biologis yang dapat mengurangi keratinisasi,meningkatkan jumlah inflamasi pada gingiva,meningkatkan permeabilitas dan produksi prostaglandin meningkat.
  • Sebuah penelitian mengejutkan berkaitan dengan alat kontrasepsi serta kesehatan gigi ditemukan oleh para peneliti dari Ware Centre of Dental Excellence di Hertfordshire, Inggris. Penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan pil KB ternyata bisa menyebabkan gigi Anda meradang dan rusak. Cegah menggunakan obat kumur antiseptik yang akan membantu Anda untuk mencegah pembentukan plak, Mengonsumsi makanan sehat dapat memperkuat kesehatan gigi dan mulut.

Sumber :

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Pembina

Desember 05, 2018 0
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Pembina

KEADAAN UMUM PUSKESMAS


A. Sejarah Perkembangan Puskesmas Pembina

Puskesmas Pembina sebelumnya merupakan sebuah klinik yang merupakan klinik cabang RS Umum M. Husin. Berdasarkan SK Walikota Palembang tertanggal 1 April 1994, nama puskesmas Pembina 8 Ulu diganti menjadi PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG dengan wilayah kerja meliputi kelurahan 8 Ulu dan kelurahan silabranti. Sejak tanggal 17 Juli 2003 berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 599 Tahun 2003 Puskesmas Pembina Palembang ditetapkan menjadi Puskesmas uji coba “Swakelola”. Kemudian berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 Tahun 2011, Puskesmas Pembina Sebagai Unit Kerja yang mnerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PKK-BLUD). 
Dengan adanya perjanjian kerjasama antara Badan Penyelenggara Jamina Sosial Kesehatan cabang Palembang dan Puskesmas Pembina Palembang Nomor : 1219/KTR/

2014 dan Nomor : 440/07/Kes-Pemb/I/2015 maka terhitung sejak tanggal 01 Januari 2015 Puskesmas Pembina Palembang melayani pemeliharaaan kesehatan untuk peserta Badan Pennyelenggara Jaminan Sosial / BPJS Kesehatan.
 Pimpinan-pimpinan Puskesmas dari Tahun 2009 s/d sekarang yaitu Dr. Erfiana Umar, M.Kes`


B. Gambaran Umum

  1. Geografi

Puskesmas Pembina terletak di jl. Ahmad Yani Kelurahan Silabranti Kecamatan Ulu I. Letak Puskesmas ini tepat di pinggir jalan raya yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu juga banyak dilalui oleh kendaraan umum. Wilayah kerjanya meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Silabranti dan Kelurahan 8 Ulu, denga luas wilayah kerjanya 678 Ha.

2. Wilayah

Puskesmas Pembina Plaju mempunyai 2(dua) wilayah kerja yang terdiri dari:
Kelurahan 8 Ulu
Kelurahan Silabranti
Puskesmas Pembina Palembang mempunyai batas wilayah:
Utara : Kelurahan 9/10 Ulu
Selatan : Kelurahan 13 Ulu
Timur : Plaju Ilir
Barat : Kelurahan 7 Ulu


B. Visi, Misi, Motto,  dan Nilai

 1. Visi

Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Pembina Palembang

2. Misi
  • Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
  • Meningkatkan profesionalisme provider
  • Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan di kelurahan 8 Ulu dan Silabranti
  • Menurunkan resiko kesakitan dan kematian

3. Motto

Tanpa anda kami tiada arti
Anda sehat kami puas

4.Nilai

Ramah Tamah dan Keterbukaan


D. Sumber Daya

1.) Tenaga :

a. Dokter Umum : 3 orang
b. Dokter Gigi         : 1 orang
c. Bidan         : 6 orang
d. Tenaga Gizi         : 1 orang
e. Perawat Gigi : 3 orang
f. Perawat / Akper : 6 orang
g. Perawat / SKP : 4 orang
f. Sanitasi : 2 orang
g. Tenaga Administrasi : 2 orang
f. Asisten Apoteker : 3 orang
h. Analis laboraturium : 2 orang


2.) Sarana dan Prasarana

a. Anggaran / Dana :

- DANA Retribusi (Jamkesmas, Jamsoskes, Umum)
- ASKES, JKN, JAMPERSAL
- Dana Rutin dan APBD
- Dana BOK

b.Peralatan (Inventaris terlampir)


E. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA/KB)

- Ibu hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin), Ibu nifas (Bufas), Ibu menyusui (Busui)
- KB melayani IUD, Implant, Pil, Suntikan, KB Pasca Partus dan Kondom
- Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja


2. Pelayanan Pengobatan

- Pengobatan umum
- Pengobatan gigi
- Rujukan


3. Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan di Puskesmas
- Penyuluhan di Posyandu
- Penyuluhan di TK / PAUD / SD / SLTP
- Penyuluhan di Kelurahan


4. Klinik Penyakit Tidak Menular

Klinik ini melayaniseluruh pasien dengan diagnosa penyakit tidak infeksi, Hipertensi, DM, Osteoporosis, Arthitisn Remtoid, dll) dengan dilayani oleh tenaga medis profesional. Dapat melakukan pemeriksaan : Sprirometri, EKG, Body Mass Indexx (BMI), Peak Flow, termasuk juga klinik stop merokok, Pemeriksaan Kesehatan Haji, tes kebugaran, dan Pelayanan Gizi.


5. Klinik Santun Lansia

Pada klinik ini melayani pasien lansia (.60 Tahun)


6. Klinik Kesehatan Remaja

Klinik ini mlayani pasien dengan usia remaja (10-18 tahun) mencakup jenis kelamin laki-laki dan perempuan.


7. Pelayanan Laboratorium

- Pemeriksaan Darah Rutin
- Pemeriksaan Urine Rutin
- Tes kehamilan
- Pemeriksaan Golongan Darah
- Pemeriksaan dahak BTA
- Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual


8. Gilingan Emas

a. Gizi

- Pemberian Vit. A dan garam beryodium
- Uji klinik garam beryodium
- Konsultasi balita BGM dan Obesitas

b. Pelayanan Imunisasi (Setiap hari Kamis)

- BCG
- Polio
- DPT
- Hepatitis
- Campak
- TT calon pengantin & TT Bumil
- Anti Tetanus FERUM

c. Pelayanan Sanitasi

- Memberikan konsultasi / penyuluhan penyakit akibat faktor lingkungan
- Memberikan konsultasi tentang rumah sakit, jamban, sarana air bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

9. Lain-lain

a. Posyandu Balita di 21 Posyandu dan Posyandu Lansia di 6 Posyandu
b. UKS/UKGS di 12 SD/MI dab SMP
c. UKGMD di 4 Posyandu


F. Protap Pelayanan Poli Gigi

1. Tujuan
  1. Untuk memperlancar pelayanan kesehatan gigi.
  2. Untuk mempermudah petugas memberikan pelayanan kesehatan gigi.

2. Kebijaksanaan
  1. Meja tulis, kursi, lemari instrument / obat, wastafel, standar Waskom, tempat sampah, kipas angin, handuk, sabun dan sunclin.
  2. ATK, buku register, pena, pensil, mistar dan poster.
  3. Alat medis, dental chair unit 1 set, waskom, instrumen gigi dan sterilisator.

3. Protap
  1. Petugas memanggil pasien berdasarkan nomor pendaftaran.
  2. Pasien disuruh duduk dan dianamnesis.
  3. Dilakukan pemeriksaan klinis terhadap pasien di kursi gigi.
  4. Petugas menetapkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan klinis.
  5. Menentukan rencana perawatan

    - Untuk pencabutan lihat protap pencabutan.
    - Untuk penambalan lihat protap penambalan.
    - Untuk scalling lihat protap scalling.
    - Untuk perawatan jaringan periodontal lihat protap perawatan jaringan periodontal.
  6. Pasien diberi informasi biaya perawatan untuk setiap jenis perawatan tindakan.
  7. Bila setuju pasien membayar biaya tindakan di loket pendaftaran.
  8. Setelah dilakukan perawatan tindakan berikan penjelasan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan resep serta penjelasan kapan harus control ulang.
  9. Pasien disuruh menyerahkan resep ke apotik.
  10. Petugas mengisi buku kegiatan harian dan mengembalikan kartu ke loket.
  11. Protap dapat berubah sesuai situasi kondisi.