KESEHATAN GIGI DAN MULUT - Rizka Widia Kardela

KESEHATAN GIGI DAN MULUT


KARIES GIGI


1.  Pengertian karies
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet, khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri,dkk, 2013).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Kidd,2012).


2. Faktor penyebab karies
Untuk terjadinya karies, ada 3 faktor yang harus ada secara bersama-sama . Ketiga faktor tersebut adalah : (1) bakteri kariogenik; (2) permukaan gigi yang rentan, dan (3) tersedianya bahan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan bakteri. (Putri,dkk,2013).

  1. Plak (Mikroorganisme Plak)

Plak gigi merupakan ingketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak  terjadi  secara  kebetulan  melainkan  terbentuk  melalui  serangkaian tahapan.
  1. Peran Karbohidrat Makanan (Diet Sukrosa)

Dibutuhkan  waktu  minimum  tertentu  plak  dan  karbohidrat  yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan subtract untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polishakarida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relative tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan metabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai dengan level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, di butuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email.
c. Kerentanan Permukaan Gigi (Gigi)
1)Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar;
2)Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak; 
3)Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingival; 
4)Permukaan akar yang terbuka , yang merupakan darah tempat melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodontium;
5)Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper ; 
6)Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.
  1. Waktu
Adanya  kemampuan  saliva  untuk  mendepositkan  kembali  mineral selama berlangsungnya proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini ( Kidd , 2012).
  1. Saliva
Saliva berperan dalam proses terjadinya karies gigi. Rendahnya sekresi dan kapasitas bufer saliva menyebabkan berkurangnya kemampuan saliva dalam membersihkan sisa makanan, mematikan mikroorganisme, serta menetralkan pH saliva. Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat rongga mulut. (Najoan, dkk,2014).
3. Proses Terjadinya Karies
Berbagai macam jenis bakteri hidup di dalam mulut. Bakteri-bakeri ini ada yang berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket bernama plak yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya akan sangat mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, disekitar tambalan gigi, dan dibatas antara gigi dan gusi.
Sebagian bakteri yang terdapat dalam plak bisa mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman menjadi asam yang akan merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral yang terdapat pada gigi. Proses hilangnya mineral dari struktur gigi ini dinamakan demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral-mineral dari struktur gigi dinamaka remineralisasi. Kerusakan gigi bisa terjadi apabila proses demineralisasi lebih besar dari pada remineralisasinya. Pengguna pasta gigi yang mengandung fluoride merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses remineralisasi ini. Pada tahap awal kerusakan, lubang gigi akan terlihat sebagai sesuatu bercak berwarna putih yang terdapat pada permukaan gigi. Lalu asam yang berasal dari plak ini akan terus mengikis permukaan gigi tersebut dan membentuk satu titik lubang yang lama-kelamaan akan mmbesar atau bertambah dalam.
Lubang gigi ini akan terus bertambah besar dan dalam karena permukaan lubang gigi yang kasar akan membuat plak dan sisa-sisa makanan akan sangat mudah menempel dan bertumpuk. Biasanya daerah lubang gigi akan sulit dibersihkan menggunakan sikat gigi, sehingga kalau gigi berlubang ini tidak segera dirawat, tentunya kerusakan gigi akan semakin membesar (Ramadhan, 2010).
4. Pencegahan karies
Gigi berlubang biasanya bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dan memperkuat pertahanan gigi dengan fluoride dan fissure sealent.
  1. Menjaga kebersihan gigi dan mulut caranya adalah menghilangkan penyebab utama adalah plak. Setelah dibersihkan plak akan muncul kembali karena bakteri di dalam mulut kita tidak akan hilang 100%. Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi, flossing, menggunakan obat kumur juga dapat mengurangi bakteri di dalam mulut, mengurangi frekuensi ngemil di antara jam makan ataupun dengan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol, sangat diperlukan untuk mengendalikan pembentukan plak yang ada di dalam mulut.

  1. Fluoride bisa menguatkan gigi dengan cara memasuki struktur gigi dan mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat pengaruh asam. Proses ini disebut remineralisasi Fluoride dapat di dapatkan melalui pasta gigi dan bisa juga dengan perawatan di dokter gigi yang namanya aplikasi fluoride pada permukaan gigi (topikal aplikasi).

  1. Kurang terampil menyikat gigi, ada orang-orang yang memiliki keterbatasan motorik dalam menyikat gigi. Orang-orang seperti ini biasanya rentan terkena karies gigi apabila tidak dibantu untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Dianjurkan bagi orang-orang seperti in untuk melakukan perawaan fluoride. Selain itu, anak-anak yang agak sulit untuk menyikat gigi dengan bersih juga dianjurkan untuk melakukan perawatan fluoride juga.

  1. Fissure sealent atau celah-celah yang ada di daerah pengunyahan dengan keadaan yang cukup dalam maka adalah tempat untuk sisa makanan menempel karena celah yang dalam maka akan sulit untuk dibersihkan dengan menyikat gigi saja, jika plak yang terdapat di dalam celah yang sulit dibersihkan maka lama-kelamaan akan membentuk lubang gigi. Untuk mencegahnya, biasanya dokter akan menanjurkan untuk melakukan fissure sealent yaitu suatu perawatan untuk menutup celah-celah yang dalam pada daerah pengunyahan dengan bahan tambalan. (Ramadhan, 2010)
  2. Program pencegahan karies merupakan proses yang kompleks dan melibatkan faktor-faktor yang tidak berkaitan. Tujuan utama pencegahan adalah untuk mengurangi jumlah bakteri kariogenik. Pencegahan harus di mulai dengan mempertimbangkan keseluruhan daya tahan pasien akan infeksi yang akan disebabkan oleh bakteri kariogenik. Meskipun kesehatan umum pasien, riwayat pemanjaan fluoride dan fungsi sistem imun serta kelenjar saliva memiliki suatu dampak yang signifikan pada risiko pasien akan karies, namun pasien sendiri dapat memiliki sedikit kontrol atas faktor-faktor ini. pasien umumnya mampu mengendalikan faktor-faktor lainnya, seperti pola makan kebersihan oral, penggunan antimikroba, serta perawatan gigi (Putri,dkk,2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar